Saturday, December 17, 2016

FORT WILLEM I ( BENTENG PENDEM ) AMBARAWA - Benteng berusia satu Abad


Selamat siang, terima kasih telah mampir di blog sederhana saya. Di zaman yang semakin modern ini sudah tak asing dengan benda bernama gadget / smartphonedan hampir setiap hari kita memegangnya untuk keperluan - keperluan tertentu khususnya untuk Travelling atau Explore tempat tempat unik, indah, ngehits atau bersejarah dengan mengabadikan moment lewat foto ataupun video.

Benteng Pendem Ambarawa

Meskipun ada Camera Action, Pocket, Mirrorless, DSLR dan Drone terkadang Camera Smartphone lebih banyak dipakai untuk keperluan yang cepat. Nah kali ini saya akan berbagi informasi tentang Fort Willem I (Benteng Pendem Ambarawa).

Benteng Fort Willem I atau lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem Ambarawa adalah bangunan bersejarah yang berada di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Benteng yang dibangun pada tahun 1834 dan selesai 1845 ini berada dekat dengan Museum Kereta Api Ambarawa sekitar 1,5 km atau 7 menit dengan berkendara. Lokasinya persis di belakang Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Ambarawa, dan berada di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Ambarawa. Bangunan ini juga terlihat jika kita menggunakan kendaraan melewati Jalur Lingkar Ambarawa ( Jl. Jendral. M. Sarbini ). Benteng ini pernah digunakan sebagai lokasi syuting Mister Tukul dan juga lokasi pengambilan gambar untuk film Soekarno yang di sutradarai oleh Hanung Bramantyo.


Benteng Ambarawa 2

Istilah pendem atau pendhem (bahasa Jawa) karena benteng ini berada di bawah tanah atau terkubur, sebagai siasat perang zaman dahulu.

Pada tahun 1840-an ketika VOC berkuasa di Jawa, Ambarawa merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad 18, VOC membangun benteng benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang (sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp-kamp militer juga dibangun di kota kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa. Pada masa kekuasaan Kolonel Hoorn, tahun 1827-1830, sempat ada barak militer dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834 dibangunlah sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama Benteng Willem I yang pembangunannya berakhir pada tahun 1845.

Pada tahun 1853 sampai tahun 1927 digunakan sebagai barak militer KNIL yang terhubung ke Magelang, Yogyakarta, dan Semarang melalui jalur kereta api. Pada umumnya benteng dibangun dengan prinsip defensif dan kuat yang dimaksudkan untuk pertahanan dari serangan musuh. Sering dijumpai pula dibangun parit mengelilingi benteng untuk memaksimalkan pertahanan. Namun Benteng Willem I ini ternyata memiliki desain yang berbeda. Dengan banyak jendela, benteng ini bukan dirancang untuk pertahanan. Kemungkinan adalah untuk barak militer dan penyimpanan logistik militer. Di benteng ini juga tidak dilengkapi bangunan sebagai tameng. Dan tidak ada bekas bekas lobang di puncak puncak dinding seperti halnya pada benteng benteng peninggalan Portugis yang dirancang untuk memasang meriam.


Didepan Benteng Ambarawa

Perjalanan Benteng Willem selama satu Abad :


  • 1834-1845         "Pembangunan benteng.
  • 1865                   "Terjadi gempa bumi besar yang mengakibatkan beberapa bagian bangunan benteng hancur.
  • 1927                   "Benteng Willem I disesuaikan dari penjara tawanan anak anak menjadi penjara tahanan politik dan tahanan dewasa.
  • 1942–1945         "Dikuasai Jepang dan dipergunakan sebagai kamp militer.
  • 1945                   "Markas besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
  • 1950                   "Sebagai penjara dewasa dan barak militer.
  • 1985                   "Sebagai penjara anak anak dan barak militer.
  • 1991                   "Sebagai Penjara kelas IIB dan barak militer.
  • 2003–sekarang  "Lapas Kelas II A dan barak militer.



Di dalam pintu masuk Benteng Ambarawa

Akses Lokasi

Untuk menjangkau situs sejarah ini ada dua jalan masuk, pertama dapat melewati jalan alternatif dekat dengan RSUD Ambarawa. Dan yang ke-dua melewati pintu masuk ke Lapas Ambarawa, dan dan dari situ bangunan benteng terletak disebelah kirinya. Jalan yang sering digunakan para wisatawan biasanya :

(1). Dari arah terminal Bawen ambil jalan arah Ambarawa, lalu ada Traffic Light belok kiri ke arah jalan lingkar ( Jl. Jendral. M. Sarbini ) sekitar 4,3 km atau 8 menit, melewati Wisata Kuliner Kampung Rawa dan 2 jembatan, di perempatan jalan belok ke kanan dan ikuti arah ke RSUD Ambarawa. Jalan masuk Benteng Pendem berada di belokan samping RSUD.

(2). Dari arah Bawen ambil arah Ambarawa, lalu ada Traffic Light maju dikit dan belok ke kiri sebelum SPBU ( Jl. Sarjono ) melewati Wisata Eling Bening dan belok kiri ke arah Jl. Kartini sampai ke RSUD Ambarawa. 

(3). Dari arah Magelang, Traffic Light Ngampin ( depan SPBU ) belok kekanan ke arah jalan lingkar ( Jl. Jendral. M. Sarbini ), melewati Traffic Light lagi tetap lurus samapai perempatan ke dua belok kiri dan ikuti arah ke RSUD Ambarawa.


Benteng Ambarawa edit di Android

(4). Dari arah Salatiga, dari Banyubiru lurus mengikuti Jl. Pemuda, ketemu Traffic Light jalan lingkar ( Jl. Jendral. M. Sarbini ) bisa lurus melewati Lapangan Besar Jenderal Sudirman belok kanan dan sampai ke RSUD Ambarawa, atau bisa belok kanan ketika melewati Traffic Light jalan lingkar dan mengikuti jalur no 3 ( jika tidak ingin sedikit terkena macet )

(5). Dari arah Temanggung, Sumowono - Bandungan - Ambarawa melewari Jl. Dr. Cipto dan belok kanan lalu belok kiri ke arah Jl. Brigjen Sudiarto ( Tugu Jam ) sampai Lapangan Besar Jenderal Sudirman belok kiri ke arah RSUD Ambarawa.

Note : Biasanya dari arah Magelang maupun Semarang sering menggunakan patokan Tugu Tank di depan Palagan Ambarawa dan turun melewati Museum Kereta Api Ambarawa arah RSUD. Namun rencananya dari Tugu Tank sampai Tugu Jam akan dijadikan jalur searah ke arah Semarang, jadi yang dari arah Semarang akan belok kiri dari Tugu Jam dan memutar sampai Tugu Tank. Baru dimulai pagi tadi untuk pertama kalinya sehingga agak macet dan pastinya juga untuk memperlancar arus agar tidak macet.





Mengexplore tempat ini sama sekali tidak membosankan, disamping untuk sekedar berfoto dan melihat - lihat namun juga untuk menghargai dan melestarikan Peninggalan Sejarah. Sekarang Benteng ini dibuka untuk umum, cukup dengan membayar parkir dan uang masuk kita sudah bisa mengexplore Fort Willem I, dengan catatan dilarang naik ke tingkat 2 bangunan. Ramai dikunjungi pada hari Minggu dan terkadang ramai para peziarah sejak ditemukan nya makam Mbah Mahfudh / Kyai Mahfudh di luar benteng. Arsiteknya yang unik seringkali menjadi spot bagi para pecinta foto, memang belum begitu booming, mungkin karena informasi dan lokasi yang belum begitu menyebar, sehingga lewat tulisan ini saya berharap semoga kita bisa mengenal dan melestarikan Peninggalan Sejarah meskipun hanya datang berkunjung. Silahkan COMMENT jika mungkin ingin menanyakan yang belum jelas.


Informasi


  • Nama : Fort Willem I ( Benteng Pendem ) Ambarawa.
  • Lokasi : Ambarawa, Kabupaten Semarang ( Ungaran ), Jawa Tengah, Indonesia.
  • HTM : Rp. 5000 ( sudah termasuk biaya masuk dan parkir ).
  • Maps Keyword : Fort Willem I - Ambarawa.


Berikut Video Fort Willem I - Ambarawa